Monday, April 05, 2010

Kehati2an dalam Menerima dan menyebarkan Satu Berita

Assalaamu’alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh,

Kehidupan yang kita jalani saat ini merupakan zaman yang dipenuhi dengan informasi, yang disebut dengan era informasi. Informasi bersileweran dimana-mana, suratkabar, majalah, radio, TV, maupun internet. Banyak berita, ataupun informasi yang kita terima, namun kita belum tahu sejauhmana kebenaran satu berita, maka kita perlu me-check kembali, dari mana sumber berita tersebut, siapa orangnya, kebiasaannya, dlsbgnya. Gunanya kita berhati-hati adalah agar jangan terjadi salah sangka, atau salah menuduh orang, tanpa tahu sumbernya dari mana, yang berakibat akan menimbulkan gunjingan yang akan berantai dari satu mulut kemulut yang lain. Disamping manfaatnya tidak ada, malah dosanya kita yang akan menanggungnya. Sedangkan orangka yang dibicarakan, akan memanen pahala lantaran digunjingkan oleh orang lain, atau disebut-sebut namanya dalam satu kelompok ataupun beberapa orang.


Allah SWT sudah memberikan rambu-rambu buat kita pegangi, sebagaimana yang tercantum dalam surat al-Hujurat, ayat 6 dibawah ini:



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ ﴿٦



“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS, 49: 6).
· 1. Teliti dulu kebenaran berita tersebut (tabayyun), apakah yang menyampaikan berita itu berasal dari org fasiq atau tidak
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS, al-Hujurat, 49: 6)

· 2. Kalau sudah tahu itu berita bohong, harus STOP menyebabrkannya.

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (QS, Al-Mu’minun, 24:11)

· 3. Jangan berburuk sangka (suuzzhaan) sebelum permasalahannya terbukti.



“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata". (QS, Al-Mu’minuun, 24:12)

· 4. Membuktikan berita dengan saksi..

“Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta. (QS, Al-Mu’minuun, 24:13)

· 5. Berdiam diri. Tahanlah lidah kita untuk mengatakan sesuatu yang tidak kita ketahui tentangnya. Di sisi kita hal itu merupakan hal yang ringan, tapi di sisi Allah itu adalah hal yang besar.



· 6. Melawan berita bohong dengan perkataan yg benar. Sebagaimana ayat dibawah ini:

“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (QS, Al-Mu’minuun, 24:15)

“Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar". (QS, Al-Mu’minuun, 24:16)”

“Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman. (QS, Al-Mu’minuun, 24:17)”

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. (QS, Al-Mu’minuun, 24:19)”

Mudah2an kita terlindung dari perbuatan mafsadah ini. Amiin



Walaahu A’lam bis shawab,



Aswita Taizir

a/n. Sub Dept. Da’wah

31 Ma5 April (Senin), 2010